Selasa, 13 Mei 2014

Arifah's Diary

Karanganyar, January 14 1938
Pagi hari. Seperti biasa, aku bangun pada jam 6, dan langsung menonton saluran televisi favoritku. Kau sudah tahu kan, aku seperti apa? Yah, jujur saja aku tidak mau menceritakan semua tentang diriku, karena itu adaah apa yang seorang anak kelas 1 sekolah dasar lakukan. Dan aku, kelas 10 sekarang. Oke oke, aku akan cerita. Namaku Arifah Nur Pratiwi. Mom bilang Arifah berarti wanita bijaksana, dan aku sangat berharap itu benar. Tetapi, kenyataan berkata lain. Aku benar benar tidak bisa bersikap BIJAKSANA. Umurku 15tahun, dan tingkahku masih seperti anak kelas 3 sekolah dasar. Oke oke, ini memang memalukan. Sebetulnya aku juga tidak ingin bersikap seperti ini. Ini semua karena abangku yang sok. Dia sudah bekerja sekarang, walaupun umurku hanya terpaut 4 tahun dengannya. Dia bertingkah seolah olah hanya dia yang bisa membuat  Mom dan Dad bangga. Walaupun dia berumur hampir 20 tahun, dia bertingkah seolah olah dialah rajanya. Jadi, bila dia mengerjaiku atau semena mena terhadapku, aku hanya tinggal mengadukannya ke Mom. Yah, aku kadang mengadukannya ke Dad, tapi Dad tidak berada di rumah setiap hari. Dad seorang polisi. Dan aku bangga dengan itu. Walaupun, Dad jarang dan bahkan tidak pernah mengajakku pergi berlibur. Dad selalu beralasan bahwa dia sibuk, atau dia harus mengurusi jalan yang dilintasi orang orang yang sedang pergi berlibur. Bukankah itu menyedihkan?

Ini hari selasa, dan sekolahku libur. Yah, tidak hanya sekolahku sih, tetapi SEMUA SEKOLAH DI NEGARAKU. Ini hari libur nasional, memperingati hari kelahiran nabi umat muslim, Nabi Muhammad SAW. Tidak ada yang spesial, karena abangku sudah pergi ke  Balikpapan, tempat dia bekerja. Aku hanya punya seorang abang, jadi aku sendirian di rumah setiap libur. Mom biasa pergi bersama para tetangga atau pun rekan kerjanya, sedangkan Dad tetap pergi bekerja. Temanku datang siang harinya, dan kami mengerjakan tugas sekolah kami. Memang tidak langsung selesai pada hari itu, tapi paling tidak tugasku berkurang seperdelapannya lah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar