Kamis, 23 Februari 2017

Arifah's Diary : Whats Wrong with The System

Sleman, February 07 2017 2036


Sepertinya aku menulis dalam waktu yang sama seperti terakhir kali Persi. Hanya waktunya saja yang sama. Ku tekankan itu. Sekarang aku sudah memasuki semester kedua Persi. Setelah semester pertama yang terprogram, dimana kelas diberikan langsung kepada mahasiswa, aku sedikit kaget dengan system pembagian kelas di semester kedua ini. Karena tidak berbekal ‘wangsit’ dari kakak kakak tingkat, aku mendapatkan kelas yang mungkin kurang direkomendasikan. Walaupun sebenarnya kupikir semua dosen itu sama saja, karena pasti sudah ada standar dalam mengajar. Dan lagi, aku ingin menyusun jadwalku sepadat mungkin, dan menjadikan hari Jumat adalah hari libur tambahanku, alias aku tidak ada kuliah, alias kosong. Dan bias dibilang, aku memenangkan yang dinamakan PALAWAR. Itu adalah istilah kami para mahasiswa Universitas Gadjah Mada ketika mengisis KRS, alias Kartu Rencana Studi. 

Arifah's Diary : Foe and Friend

Sleman, February 1 2017 2033

Malam Percy. Akhir akhir ini cuaca sangat tidak mendukung sekali. Hujan turun setiap hari. Dari siang, sore, malam, hingga pagi. Ditambah lagi, kecepatan angina yang tidak main main. Angin berhembus kencang, sehingga menerbangkan jemuran di lantai atas. Selain itu, akibat cuaca yang selalu mendung, cucian lama sekali keringnya. Aku jadi tidak bias segera meyetrika. Padahal aku ingin pulang agak malam, dan pakaian kuserika ketika siang. Tetapi apa daya kalau pakaiannya masih basah. Aku terpaksa meinggalkan beberapa pakaian yang masih basah. Sebetulnya, apa yang sedang kubicarakan sih, Percy?


Kau tahu, sudah dua hari aku terus terusan nongkrong di perpustakaan. Kurasa aku mendapat teman yang baru, namanya Tata. Aku biasa memanggilnya Tata, maksudnya. Namanya Arifiana T. Puspita Wardhani. Banyak sekali yang dapat kubicarakan dengannya. Mulai dari urusan kuliah, sampai hal hal yang sangat absurd. Kami mempunyai banyak kesamaan. Mulai dari buku yang dibaca, film yang dilihat, sampai yang dilihat pada explore Instagram. Kami sama sama penggemar Benedict Cumberbatch, sampai trench coat dari Burberry. Semua hal yang berbau British, thriller, dan kisah yang mempunyai plot-twist yang tidak dapat diduga. Aku merasa benar benar menemukan seorang teman. Sayangnya tak banyak kelas yang akan kuhadiri bersamanya. Yah, lagipula, kami juga dapat mengahbiskan waktu bersama setelah kelas, ataupun selain kelas.

Arifah's Diary : Challenge

Sleman, December 3 2016 1031

Percy, I’m freaking out! UAS akan dimulai sebentar lagi! Kau harus tahu betapa banyak materi yang harus ku kuasai untuk menghadapi UAS kali ini. Duh, pusing seklai rasanya. Dan kabar buruknya, nilai UTS ku kemarin tidaklah memuaskan sehingga aku seharusnya bekerja keras sekarang, bukannya bermalas malasan seperti ini. Dan lagi, tadi malam aku salah membaca jadwal! Harusnya MAMA 2016 ditayangkan hari ini, jam 12 siang, bukan jam 12 malam. Padahal aku rela tidak tidur hanya untuk menyaksikan acara itu. Tapi Percy, kenapa banyak sekali typo yang kutimbulkan setiap aku berusaha menulis sih?

Dan sekarang Percy, aku lagi kegandrungan membaca fanfiction yaoi! Aku tidak bias membayangkan diriku menjadi seorang fujoshi. Dan yang kubaca pasti M rated, bukan hanya yang sekedar T rated. Walaupun katanya membaca hal yang seperti itu dapat merusak sel otak kita, tapi tetap saja kubaca. Hehe. Katanya anak muda kelebihan hormone.  Tapi menurutku, aku tidak merasakan apapun. Jadi, apa yang salah?


Sejujurnya Percy, aku ingin UAS segera dimulai, berakhir, dan aku bisa pulang. Yuhuuu! Kau tahu, aku harus berada di sini selama sekitar 4 tahun untuk menyelesaikan kulaihku. 
Bagaimana aku bias bermimpi kuliah ke luar negeri  kalau jarak Karanganyar Jogja saja sudah membuatku homesick setengah mati?

Arifah's Diary : Day 20 " A New Start "

Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta, November 12, 2016 0812

Ehm, ehhm. Hallo Persi. Lama ya tak jumpa dirimu. Kenalkan, sekarang, aku Arifah Nur Pratiwi. Seorang mahasiswi. Ya, sekarang aku sudah menjadi seorang mahasiswi. Hebat bukan? Ah tunggu, itu hal yang biasa seharusnya, tidak hebat. Sekarang aku belajar di universitas negeri tertua di Indonesia, UNiversitas Gadjah Mada. Bukankah hal itu membuatmu tidak percaya? Awalnya aku  tidak percaya bias kuliah di sini, mengingat apa yang sudah kulalui selama masa SMA. Ya, butuh perjuangan berat untuk mencapai mimipiku untuk berkuliah di sini. Aku sudah mengalami kegagalan 5 kali. Ya, mulai dari proses pendaftaran PMDK, SNMPTN dan bahkan SBMPTN, sampai Ujian Mandiri. Aku benar benar merasa ada pada titik terendah dalam hidupku.  Ah, tidak. Mungkin aku merasakan titik terndah dalam hidupku ketika aku kehilangan Nenekku dan ayahku jatuh sakit. Ah, atau bukan itu juga? Ah, sudahlah. Pokoknya, aku sampai merasa sangat putus asa waktu itu. Sudah sudah. Lebih baik sekarang aku memikirkan apa yang harus kulakukan ke depannya untuk mewujudkan cita citaku. Ya, aku ingin sekali menjadi seorang diplomat. Diplomat juga salah satu profesi hukum Persi, kau tahu itu.

Yah, mungkin aku bias bercerita hari hari awalku ketika menjadi mahasiswi baru. Kau tahulah, kan setiap mahasiswa baru ada kegiatan bernama osmaru alias Orientasi Mahasiswa Baru. Kami anak UGM, mempunyai nama tersendiri yaitu PPSMB, atau Pelatihan Pembelajar SUkses Mahasiswa Baru Palapa. Aku tidak tahu kenapa bernama Palapa, tapi yang kupikir adalh, Palapa diambil dari Sumpah Amukti Palapa, sumpah yang diucapkan mahapatih Kerajaan Majapahit, Mahapatih Gadjah Mada. PPSMB kali ini berlangsung selama 6 hari, dari Tanggal 1 Agustus sampai 6 Agustus 2016. PPSMB dilaksanakan dalam 2 tahap yaitu tingkat universitas dan tingkat fakultas. Kalau secara umum PPSMB Palapa, kami mahasiswa Fakultas Hukum mempunyai nama tersendiri untuk PPSMB tingkat fakultas, yaitu PPSMB Integritas 2016.

Kau tahu Persi, aku belajar banyak sekali ketika aku pertama kali masuk ke lingkungan baru ini. Dimulai dari bertoleransi. Aku yang hanya terbiasa bergaul dengan teman yang mempunyai banyak kesamaan latar belakang, tiba tiba dihadapkan dengan teman teman dengan sejuta perbedaannya. Dimulai dari suku, bahasa-walaupun kita punya Bahasa Indonesia- , agama, dan banyak lainnya. Aku harus terbiasa tidak menggunakan Bahasa Jawa untuk bercakap cakap, karena pasti ada teman yang tidak memahami itu. Dan lagi, aku harus lebih belajar menghormati kepercayaan lain. Aku tumbuh dalam keluarga yang beragama Islam, yang mungkin beranggapan bahwa milik kamilah yang aling benar. Aku harus belajar untuk menghargai orang lain yang mempunyai kepercayaan lain. Aku benar benar bias merasakan, mempelajari, menambah rasa toleransiku di sini. Selain itu, aku mendapat banyak pengetahuan baru. Dengan teman teman yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia, aku jadi mengerti bahwa Indonesia itu benar benar luas dan kaya akan budayanya. Banyak hal yang mengagumkan dari Indonesia. Walau mungkin awalnya kami masih canggung satu sama lain karena mersa kita begitu berbeda, lama kelamaan kami bagaikan teman yang lama tak bertemu. Banyak sekali yang dapat diceritakan dan dibagikan kepada teman lain.

Oh iya, di PPSMB Palapa, aku berada di Gugus Soepardjo 2, dan tempat belajarku pertama kali adalah Fakultas Peternakan UGM. Dalam satu gugus ada kurang lebih 30 atau 40 anak, aku lupa jumlahnya. Tapi yang kuingat adalah aku bahkan belum menghapal semua nama teman temanku! Mungkin karena waktu yang singkat dan terbatas, aku masih sering lupa dengan nama mereka. Maklumi saja.