Jumat, 02 Januari 2015

Arifah's Diary : Day 19

Karanganyar, January 02 2015 2323

Hai Appa. Kau tahu, aku dapat permintaan dari seseorang untuk menulis tentang dirinya. Yah, aku sudah lama mengenalnya. Dia temanku juga ketika di Junior High, yah dan dia itu, eh, mungkin aku tidak akan mengatakannya. Malu lah nanti aku kalau dia membacanya. Oke, mulai dari namanya. Gigih Ridho Ridhana. Mungkin aku pernah menceritakannya pada Persi sebelum ini, tapi kau kan baru saja bertemu denganku. Yah, dia beda dengan Hangga sih, kau Hangga  cenderung diam, dia tidak. Well, awalnya aku memang mengira dia seorang pendiam, tapi setelah mengenalnya beberapa lama, kesannya yang seperti itu jadi hilang, walaupun memang, dia tidak banyak bicara. Tapi jangan salah, dia itu pandai merayu. Walaupun, dia yang pandai merayu atau aku yang mudah dirayu, aku tidak tahu.

Ah, katakan padanya Appa, kalau di bosan menunggu, dia bisa membuka Whatsapp nya. :)

Arifah's Diary : Day 16

Bali, December 17 2014 1320

Siang Persi. Kau bingung kan, kenapa.aku menulis ini di Bali padahal rumahku ada di Karanganyar? Yah, aku sedang ada study tour dari sekolah, jadi selama 4 hari aku berada di Bali. Sebenarnya sudah dari tanggal 15 kemarin atau 2 hari yang lalu aku berada di Bali. Benar benar perjalanan yang menguras tenaga. Bahkan kemarin aku sampai.tidak bisa tidur di malam hari karena kelelahan. Duh, bukannya aku senang malah pegal semua badanku. Oh iya, objek terakhir yang kukunjungi hari ini adalah sebuah danau di Bedugul, yang terkenal karena sebuah pura yang menjorok ke danau dan sering ada pada postcard yang bertemakan Bali. Sebenarnya aku juga tidak dapat menemukan pura itu, selain pengecualian bahwa kami tidak dapat memasuki kawasan pura. Kau tahu Persi, aku sedikit mengalami tekanan batin hari ini. Wuih, tekanan batin, ahayy. Lah, sebenarnya bukan apa apa. Hanya saja aku sedikit kesal terhadap sikam kaum RED CARPET itu. Yah, mungkin itu caraku menyebut teman temanku yang suka mengatur kelas. Eh Persi, kenapa cara bicaraku sedikit aneh ya? Hold on. Kenapa aku memanggilmu Persi? Kau bukan Persi! Eh, aku belum menamaimu ya? Ah, apa ya? Oh, Appa. Kau kan smartphone, bukan desktop. Oke, Appa, mungkin kamu akan menggantikan Persi untuk sementara waktu.dan waktu waktu tertentu.Kau tahu kan aku tidak bisa membawa Persi setiap saat? Karena kamulah yang muat di saku ku, mungkin kamu akan sering menggantikan Persi. Lagipula, Persi sedajg sakit juga. Kasihan kan, kalau selalu dia yang kugunakan? Untunglah sekarang ada kau, jadi Persi tak usah bekerja terlalu keras bukan?